Popular Post

Posted by : Elq Roy Jumat, 29 Agustus 2014

Perkembangan teknologi multi media semakin canggih, tidak hanya melalui siaran televisi atau surat kabar tetapi juga melalui internet berbagai macam kejadian di setiap tempat dapat kita ikuti beritanya. Hal ini terjadi karena kebijakan politik pemerintah sangat mendukung perluasan pemanfaatan media elektronika bagi dunia khususnya televisi kita. Telah dapat diperkirakan bahwa lambat laun tidak terdapat batasan-batasan wilayah dalam komunikasi informasi. Oleh karena itu, disadari bahwa arus informasi yang datang dari luar akan sulit dibendung, dan hal ini tentu akan mempunyai pengaruh terhadap nilai-nilai budaya dunia pendidikan kita.
Dunia pendidikan mendapatkan tantangan baru dan serius, akan tetapi dunia pendidikan harus dengan cerdas mengantisipasi dan memanfaatkan teknologi multimedia untuk kepentingan mentransfer ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Untuk itu, pemanfaatan multi media bagi pendidikan untuk semua merupakan satu keharusan. Kita harus tahu bagaimana menyikapi pemanfaatan multi media untuk pendidikan masa depan dan bagaimana multi media tersebut ditempatkan dalam proses pembelajaran.
Multimedia dapat mempunyai sekurang-kurangnya dua pengertian, yaitu (1) Gabungan dari berbagai media (bahan cetak/teks, audio, video, slide, siaran radio, siaran televisi) yang masing-masing berdiri sendiri namun terprogram (various media). Multimedia ini lebih cocok dimanfaatkan untuk pendidikan yang bersifat massal. Penerapan multimedia dalam pengertian ini membutuhkan investasi yang besar pada sisi penyedia program pendidikan, tetapi hanya membutuhkan investasi yang relatif kecil pada sisi penerima; (2) Berbagai media yang terpadu (integrated multimedia) yang biasa dikaitkan dengan komputer multimedia. Multimedia ini lebih cocok untuk program pendidikan yang sifatnya individual/terbatas. Penerapan multimedia ini menuntut investasi yang besar di sisi penyedia program pendidikan dan pada sisi penerima program pendidikan harus ada peralatan yang menunjang.
Pemanfaatan multimedia dalam proses pembelajaran telah membawa akibat munculnya alternatif pola pembelajaran baru yaitu: kurikulum - bahan belajar - siswa. Proses pembelajaran bisa berlangsung baik secara klasikal dalam kelompok besar, sedang, kecil maupun secara individual dan mandiri. Paket multimedia biasanya digunakan dalam belajar individual, mandiri, namun kadang-kadang digunakan pula dalam kelas di bawah bimbingan guru/dosen/instruktur. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila konsep multimedia sangat erat kaitannya dengan sistem pendidikan jarak jauh atau pendidikan terbuka yang mengharuskan siswa belajar secara mandiri. Konsep multimedia lebih dekat ke pembelajaran yang berorientasi pada siswa (students centered oriented) bukan pendekatan yang berpusat pada guru (teachers oriented). Apapun juga konteks penggunaan paket multimedia pasti memiliki kadar interaksi yang tinggi antara siswa dengan bahan belajar.
Dibalik manfaat yang sangat banyak yang terdapat pada pemanfaatan multimedia dalam pendidikan , namun terdapat pula Fakta-fakta yang menonjol menyangkut penggunaan multimedia untuk pendidikan.Diantaranya sebagai berikut:
1. Kemajuan perkembangan teknologi dan informasi menuntut pendidikan tidak terbatas pada pemanfaatan sarana pendidikan (guru, buku pelajaran, dan lainnya), tetapi juga menggunakan media komunikasi berupa radio, televisi, VCD, OHP, komputer, internet, dan sebagainya. Pada kenyataannya pendidikan di Indonesia masih cenderung belum memanfaatkan sarana tersebut di atas secara optimal, karena antara lain persediaan dana belum mencukupi.
2. Pendidik dituntut untuk mampu menguasai dan memanfaatkan berbagai multimedia. Sementara itu, tenaga pendidik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang multimedia masih sangat terbatas, khususnya untuk wilayah perbatasan dan terpencil.
3. Pemanfaatan multimedia dalam proses pendidikan berpotensi menjangkau seluruh lapisan
masyarakat di berbagai tempat dengan mutu yang sama.
4. Kepadatan kurikulum sering dijadikan alasan untuk tidak beranjak dari cara mengajar yang lama. Daya serap siswa terhadap kurikulum membuat guru tidak percaya kepada potensi multimedia. Akibatnya multimedia tidak dianggap sebagai bantuan tetapi sebagai beban.
5. Adanya ketakutan pada teknologi (technophobia). Ketakutan ini menyebabkan siswa atau bahkan guru tidak mau/berani menggunakan sumber belajar yang baru. Ketakutan ini bersumber dari belum dikuasainya cara pemanfaatan teknologi tersebut.
6. Sikap pimpinan banyak menentukan pemanfaatan multimedia di lembaga pendidikan. Sikap yang
positif akan menunjang berkembangnya multimedia di lembaga tersebut.
Dari Fakta-fakta yang menonjol menyangkut penggunaan multimedia untuk pendidikan maka dapat kita simpulkan beberapa alternatif untuk mengatasi kendala tersebut, diantaranta :
1. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, termasuk program multimedia sebagai aplikasinya, telah ikut membuat pergeseran paradigma pendidikan dari konvensional yang bergantung pada interaksi tatap muka dengan guru/dosen Perkembangan Pembelajaran yang baru mutlak dikembangkan dan dimasyarakatkan. Jam belajar tidak lagi terbatas pada jam sekolah tetapi juga jam-jam lain di luar itu.
2. Fokus belajar mengajar hendaknya diberikan dalam bentuk “belajar dengan teknologi” bukan dengan “belajar tentang teknologi”. Meskipun keterampilan menggunakan multimedia merupakan syarat dalam memasuki abad 21, namun yang lebih mendesak adalah terintegrasikannya teknologi informasi ke dalam kurikulum.
3. Perhatian utama dalam pembelajaran diberikan pada isi dan pedagogi yang tersalur lewat teknologi, bukan perangkat kerasnya. Penyediaan dan pemanfaatan perangkat lunak merupakan tantangan yang utama.
4. Perhatian khusus dalam pemanfaatan multimedia hendaknya diberikan kepada pengembangan tenaga profesional. Investasi besar dalam infrastruktur, perangkat keras dan lunak akan sia-sia bila guru tidak dipersiapkan dan dibentuk. Untuk itu anggaran pengembangan profesional guru perlu ditingkatkan.
5. Penyuluhan akan potensi multimedia untuk menunjang pendidikan dan pelatihan,
termasuk cara mendapatkannya, perlu dilakukan secara terus-menerus.
6. Dukungan formal/politis dari pejabat berwenang dan ditunjang pembinaan terus- menerus lewat komunikasi inter personal merupakan kunci keberhasilan pemasyarakatan multimedia di lapangan.
7. Mengingat kondisi masyarakat yang sangat heterogen dilihat dari budaya dan sosial ekonomi masyarakat, maka dalam upaya menyerap dan memanfaatkan multimedia patut dijaga keseimbangannya dan dipilih yang paling tepat serta adanya lembaga masyarakat yang dapat mengawasinya. Jangan sampai kehadiran teknologi multimedia khususnya di dalam proses pembelajaran menyebabkan sebagian diantara mereka tercabut dari akar budayanya, dan modernitas tidak berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan.
8. Peluang mendayagunakan multimedia bagi pendidikan untuk semua sangat terbuka luas bagi semua pihak, tergantung pada pilihan untuk mengambil langkah konkret yang positif ataukah tetap membiarkannya sebagai bukan prioritas.
8. Pada abad ke-21 yang akan datang, dunia multimedia akan mewarnai dan mempengaruhi interaksi dalam kehidupan masyarakat, baik antar individu, antar kelompok, antar masyarakat dalam suatu bangsa maupun antar bangsa dalam masyarakat global.
9. Pemanfaatan multimedia bagi pendidikan untuk semua hendaknya dimaksudkan
untuk lebih mendorong keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
10. Dalam mengantisipasi era kompetisi dalam globalisasi dunia maka masyarakat Indonesia harus disiapkan untuk memasuki dunia multimedia dalam bentuk masyarakat informasi Indonesia yang tahan menghadapi kompetisi global.
11. Untuk dapat menggunakan multimedia perlu ditingkatkan kemampuan berbahasa Inggris yang baik, keterampilan pemanfaatan teknologi pendidikan dan keterampilan pembelajaran (learning skill).

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Moon-Light - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -